- Pengertian TawuranMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), “tawuran adalah perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan beramai-ramai”. Berdasarkan definisi tersebut, maka tawuran pelajar dapat diartikan sebagai perkelahian yang dilakukan secara massal atau beramai-ramai antara sekelompok pelajar dengan sekelompok pelajar lainnya.Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar atau yang biasa disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain”.Penyebab TawuranFaktor keluarga. Berikut ini adalah salah satu faktor penyebab tawuran, yaitu faktor keluarga: a. Adanya parenting yang otoriter, di mana dalam pengasuhan dipenuhi dengan tindakan kekerasan terhadap anak; b. Adanya kekerasan yang terjadi antar orangtua, misalnya orangtua kurang harmonis, sering bertengkar dan melakukan tindak kekerasan.Faktor sekolah. Sekolah merupakan salah satu faktor penyebab tawuran, berikut ini faktor-faktor penyebab tawuran dari lingkungan sekolah: a. Adanya kualitas pengajaran yang kurang memadai dan kurang menunjang proses belajar; b. Adanya guru yang lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang seringkali menggunakan kekerasan dalam “proses pembelajaran” dan “mendidik” siswanya.Faktor lingkungan. Berikut ini faktor-faktor dari lingkungan sekitar bisa terjadinya tawuran: a. Adanya lingkungan yang sempit dan kumuh, anggota lingkungan yang berperilaku buruk, misalnya: pemakai narkoba, zat adiktif, pemerasan, pengeroyokan, dan tindakan brutal lainnya; b. Lingkungan kota (tempat tinggal) yang penuh kekerasan yang hampir setiap hari, setiap saat disaksikan oleh para remaja, seperti: tayangan buser, TKP, paroli, dll.; d. Adanya kelompok sebaya (geng) yang berprilaku tidak baik.Perbedaan persepsi. Dalam menghadapi suatu masalah, jika terjadi perbedaan persepsi maka hal itu dapat menyebabkan munculnya konflik.
Sumber KonflikMenurut Smith (dikutip dalam Sopiah, 2008), sumber terjadinya konflik adalah masalah komunikasi, struktur organisasi dan faktor manusia.Masalah komunikasi. Yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.Struktur organisasi. Secara potensial dapat memunculkan konflik. Dalam organiasasi mempunyai tujuan, kepentingan dan program sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan yang lain.Faktor manusia. Sifat dan kepribadian manusia satu dengan yang lain berbeda dan unik. Hal ini berpotensi memunculkan konflik.Akibat tawuranAkibat dari tawuran yaitu luka-luka karena terkena batu yang dilempar oleh musuh atau terkena ikat pinggang salah satu musuh. Tawuran juga menimbulkan dampak berupa hukuman dari sekolah. Hukuman dari sekolah dapat memberian efek jera bagi para pelajar, seperti skorsing atau bahkan dikeluarkan dari sekolah atau Drop Out (D.O). Masuk penjara juga merupakan akibat dari tawuran. Jika tertangkap polisi dan dianggap membahayakan maka akan terkena Pasal 351 ayat 3 dengan hukuman 7 tahun penjara, Pasal 170 ayat 2 ketiga E dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dan yang paling parah Pasal 338 dengan ancaman 15 tahun penjara. Lebih parah akibat dari tawuran yaitu kehilangan nyawa. Sudah banyak korban-korban yang kehilangan nyawa akibat mengikuti tawuran.Menghindari TawuranCara menghindari tawuran yaitu, tidak terpengaruh lingkungan sekitar, menolak ajakan teman yang ingin kita mengikuti tawuran; hindari senior yang suka mengajak tawuran, menghindar jika bertemu atau melihat senior yang suka mengajak tawuran; sepulang sekolah langsung pulang ke rumah, jika bel pulang sekolah sudah berbunyi, jangan terlalu sering kumpul bersama teman-teman; melakukan kegiatan positif, seperti mengikuti ekstrakurikuler di sekolah.
Dila Nanda Pratiwi
Jumat, 29 Mei 2015
Faktor dan Dampak Akibat dari Tawuran Dikalangan Remaja
Selasa, 05 Mei 2015
REMAJA
A. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional social dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak, tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004) masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
I. Karakteristik Masa Remaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakteristik yang khas jika dibandingkan dengan periode-periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Masa remaja adalah periode yang penting
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bias menyesuaikan diri secara mental.
b. Masa remaja adalah masa peralihan
Periode ini menuntut anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
c. Masa remaja adalah periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini, yaitu:
1. Peningkatan emosionalitas.
2. Perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual.
3. Perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru.
4. Karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan
5. Kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
d. Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan yaitu:
1. Pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bias menyelesaikan masalahnya sendiri
2. Karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut
e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan symbol status, seperti mobil, pakaian, dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oelh orang lain.
f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua ataupun guru untuk memecahkan masalahnya.
g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya adalah orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dirinya sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspirasi yang tidak realistis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hokum, mereka merasa cemas dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai memperhatikan perilaku atau symbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum alcohol, menggunakan obat-obatan bahkan melakukanhubungan seksual.
II. Masalah pada Remaja
a. Kesehatan mental emosional remaja
Dalam era globalisasi ini banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para remaja yang tinggal di kota besar di Indonesia, tidak terkecuali yang tinggal di daerah perdesaan seperti, tuntutan sekolah yang bertambah tinggi, akses komunikasi/internet yang bebas, dan juga siaran media baik tulis maupun elektronik. Mereka dituntut untuk menghadapi berbagai kondisi tersebut baik yang positif maupun yang negatif, baik yang datang dari dalam diri mereka sendiri maupun yang datang dari lingkungannya. Dengan demikian, remaja harus mempunyai berbagai keterampilan dalam hidup mereka sehingga mereka dapat sukses melalui fase ini dengan optimal.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Salah satu masalah mental yang cenderung dialami remaja adalah “depresi”
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Salah satu masalah mental yang cenderung dialami remaja adalah “depresi”
Pengertian depresi
Depresi merupakan suatu gangguan mental yang spesifik yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, putus asa, kehilangan semangat, merasa bersalah, lambat dalam berpikir, dan menurunnya motivasi untuk melakukan aktivitas. Gejala Depresi Perhatikan tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi pada remaja:
Merasa sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan
Tidak nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan penurunan maupun kenaikan berat badan dalam waktu singkat
Terjaga di malam hari, namun tidur sepanjang siang
Menarik diri dari teman-temannya, murung
Aktivitas dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat
Mudah marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan
Rendah diri dan merasa sangat bersalah
Konsentrasi menurun, sulit mengambil keputusan
Adanya perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur
Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri
b. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja merupakan masalah masa remaja yang ber-dimensi luas. Masalah ini mencakup berbagai tingkah laku sejak dari tampilan tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial hingga tindakan kriminal. Karenanya, akibat-akibat kenakalan remaja dapat berhubungan dengan persoalan sosial yang luas serta penegakan hukum. Apa pun akibatnya, kenakalan remaja bersumber dari kondisi perkembangan remaja dalam interaksinya dengan lingkungan. Berikut beberapa kenalan remaja yang cenderung dialami remaja dewasa ini:
1. Remaja dan Rokok
Dijaman yang modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaaan merokok diangggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan, untuk menghilangkan kekecewaan, dan menganggap perbuatannya tidak melanggar norma. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukaan didepan orang lain, terutama didepan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya Penyebab Remaja Merokok
a. Pengaruh Orang Tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari lingkungan keluarga yang bahagia.
b. Pengaruh Teman
Berbagi fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau legih sahabat perokok begitu juga dengan remaja non perokok(Al Bachri, 1991)
Berbagi fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau legih sahabat perokok begitu juga dengan remaja non perokok(Al Bachri, 1991)
c. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan(termasuk rokok) ialah konformitas sosial.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan(termasuk rokok) ialah konformitas sosial.
d. Pengaruh iklan
Melihat iklan media massa dan elektronik yang menampilkan dambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti dalam iklan tersebut.
2. Penyimpangan seks pada remaja
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar tidak “kuper”. Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang organ reproduksi pun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengareuh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS. Penularan virus HIV ternyata menyebar sangat cepat dikalangan remaja dan kaum muda. Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman. Dari beberapa penelitian terungkap bahwa semakin lama semakin banyak remaja dibawah usia 18 tahun yang sudah melakukan hubungan seks.
3. Remaja dan Penyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
• Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
• Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
• Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
• Cinta dan Hubungan Heteroseksual
• Permasalahan Seksual
• Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
• Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
C. Faktor –Faktor yang Melatarbelakangi Masalah Remaja
Faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya masalah remaja adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang,
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
c. Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
1). Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya masalah remaja antara lain :
1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri.
2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja menjadi tidak terpenuhi. Keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.
3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal. Mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik. Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya masalah remaja.
2). Minimnya pemahaman tentang keagamaan.
Di dalam kehidupan berkeluarga kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya masalah remaja Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Sebenarnya pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya. Dalam masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan, kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal dibelakang. Dan didalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya masalah remaja.
3). Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat, pergaulan dengan teman sebayanya yang mana sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagai mana kita ketahui bahwa para remaja sangat senag dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya. Karena dianggap ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
D. Dampak yang ditimbulkan masalah remaja
Adapun dampak yang ditimbulkan oleh masalah remaja ada 3 antara lain :
a. Bagi diri remaja itu sendiri
b. Bagi keluarga
c. Bagi lingkungan masyarakat.
1). Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari masalah yang remaja alami akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. masalah yang dialami berdampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka yang mengalami masalah remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.
2). Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.
3). Bagi lingkungan masyarakat
Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
Senin, 12 Januari 2015
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
( P r e a m b u l e )
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saatyang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depanpintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adildan makmur.Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginanluhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakandengan ini kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yangmelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dankeadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatuUndang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan NegaraRepublik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada KetuhananYang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia danKerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)